Sabtu, 25 Januari 2014

Intensifying screen

INTENSIFYING SCREEN

I.            PENGERTIAN INTENSIFYING SCREEN
Lembar penguat merupakan suatu perangkat yang dipasang dalam kaset yang berfungsi untuk mengubah berkas sinar–X yang menembus obyek menjadi cahaya tampak dan akan berinteraksi dengan film membentuk bayangan laten.
Prinsip dari tabir penguat  ( intensifying screen  ) adalah apabila bahan yang menyerap  radiasi sinar-x  dan memancarkannya kembali dalam bentuk sinar tampak Tabir penguat  ini dipakai dalam radiography dan tabir fluoroskopi . Banyaknya  cahaya yang dipancarkan berbanding lurus dengan exposi sinar-x yang mengenai tabir . Jadi setiap pola yang terbentuk oleh berkas sinar-x akan diubah kedalam pola yang serupa dan kelihatan. Bila memakai film emulsi tunggal, digunakan sebuah lembar penguat yang berhadapan dengan sisi emulsi film, sedangkan pada film emulsi ganda digunakan dua buah lembar penguat yang masing-masing berhadapan dengan kedua permukaan film.

II.            PRINSIP KERJA
Foton sinar-X yang mengenai kristal fosfor, dapat menghasilkan beribu foton cahaya yang diemisikan kristal fosfor. Proses perubahan sinar-X menjadi cahaya tampak oleh screen disebut dengan luminisensi (perpendaran cahaya). Energi radiasi diserap (penyerapan fotolistrik oleh atom-atom dari material fosfor). Ada dua jenis luminisensi :
1.      Fosforisensi, yaitu cahaya yang dipancarkan setelah terjadinya penyerapan energi dari radiasi gelombang pendek (sinar-X), pemancaran akan diteruskan walaupun radiasi gelombang pendek sudah berhenti menyinarinya. Istilah ini disebut afterglow. Waktu terjadinnya pencahayaan lebih besar dar 10⁻⁸ detik.
2.      Fluoresensi, yaitu cahaya yang dipancarkan setelah terjadi penyerapan energi dari radiasi gelombang pendek, cahaya dipancarkan hanya selama adanya radiasi gelombang pendek tersebut. Waktu terjadinnya pencahayaan kurang dari 10⁻⁸ detik.





Gambar II.4 Proses Terjadinya Fluoresensi
Ketika sinar-X mengenai butiran fosfor akan memendarkan cahaya, kerapatan lapisan fosfor juga terdapat celah antar butiran fosfor lainnya sehingga radiasi akan melewati celah tersebut yang juga akan memendarkan cahaya pada lapisan lembar penguat berikutnya. Elektron yang terlepas meninggalkan pita valensi menuju pita konduksi. Pada posisi ini elektron memasuki energy yang lebih tinggi. Material fosfor yang tidak murni menghasilkan luminisensi yang cenderung memiliki kekuatan menarik electron kembali ke pita valensi. Karena energinya cukup tinggi maka terjadi lompatan elektron dari energi tinggi ke daerah energy rendah. Pada saat terjadi lompatan energy terebut terjadilah pelepasan energi foton cahaya, sebagai bentuk pencahayaan fluoresensi.


III.            Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Lembar Penguat
1.      Komposisi Fosfor
Komposisi yang diproduksi dengan baik tentu akan menghasilkan efisiensi pencahayaan yang baik pula. Pemakaian jenis fosfor yang berbeda pada lembar penguat akan mempengaruhi kecepatannya.
2.      Ketebalan Lapisan Fosfor
lapisan fosfor lebih tebal akan menghasilkan lembar penguat lebih cepat karena menyerap banyak foton sinar-X dari pada lapisan tipis, tetapi lapisan tebal akan menyebabkan pengurangan ketajaman gambar yang tercatat pada film.
3.      Ukuran Kristal Fosfor
Semakin besar ukuran kristal fosfor, semakin besar pula penyerapan yang terjadi maka semakin banyak cahaya yang dipancarkan setiap adanya interaksi dengan energi gelombang sinar-X, semakin besar pula kecepatan pada lembar penguat. Lembar penguat kecepatan tinggi ukuran kristalnya ± 8 mikro sedangkan kecepatan rendah ukuran kristalnya ± 4 mikro.
4.      Adanya Lapisan Pemantul / Penyerap
Lapisan pemantul berfungsi memantulkan cahaya kembali ke arah permukaan lembar penguat untuk membantu proses pembentukan gambar sehingga menambah kecepatan tetapi mengurangi resolusi gambar. Lapisan penyerap memiliki sifat yang berlawanan dengan lapisan pemantul. Berfungsi mengontrol penyebaran cahaya, menyerap cahaya hamburan sehingga dapat menigkatkan ketajaman gambar.
5.       Pemilihan Nilai Tegangan Tabung
Tegangan tabung merupakan beda potensial antara katoda dan anoda di dalam tabung yang diperlukan untuk memindahkan satuan muatan yaitu untuk menerik elektron dari filament ke permukaan target anoda. Menggunakan nilai tegangan tabung tinggi (kV) maka faktor penguatnya akan naik sehingga lembar penguat memperoleh penguatan yang maksimum.

IV.            Kecepatan Lembar Penguat
Kecepatan lembar penguat adalah kemampuan lembar penguat dalam mengubah energi sinar-X menjadi cahaya tampak pada eksposi yang diperlukan untuk menghasilkan densitas pada radiografi. Jenis lembar penguat menurut kecepatannya dibagi menjadi tiga :
a.       Kecepatan Tinggi
Mempunyai butiran-butiran fosfor yang lebih besar sehingga gambaran yang dihasilkan memiliki detail yang rendah tetapi hanya membutuhkan sedikit nilai eksposi yang dapat menghitamkan film. Jadi dapat mengurangi dosis radiasi pada pasien dan ini bisa digunakan pada pemeriksaan pelvis, kepala dan abdomen.
b.       Kecepatan Sedang Jenis lembar penguat ini memiliki butiran fosfor yang sedang sehingga memberikan perbandingan yang baik antara kecepatan dan detail yang sedang.
c.       Kecepatan Rendah
Lembar penguat dengan kecepatan rendah terdiri dari butiran butiran fosfor yang kecil sehingga dapat menghasilkan gambaran detail yang tinggi, tetapi untuk menghasilkan kehitaman tertentu yang dihasilkan lembar penguat kecepatan tinggi membutuhkan sedikit eksposi maka dengan menggunakan kecepatan rendah membutuhkan banyak eksposi Dosis radiasi tidak terlalu dipertimbangkan serta bagian tubuh yang diperiksa, misalnya pemeriksaan ekstremitas.
Fine detail

( 50 )
Par speed

 ( 100 )

( 200 – 300 )
Ultra high speed
(200 – 1200)

Jenis fosfor


Emisi cahaya


Faktor intensifikasi

Resolusi  lp/mmi

Ca WO4


Violet


20 – 30


15

CaWO4


Violet


30 – 60


10

CaWO4
BaPbSO4

Violet / Ultra violet

200 – 300


7

LaOBr : Tb
GdOBr:Tb

Blue / green


200 – 1200


7 - 15








Dari table diatas dapat dilihat bahwa :
1.      Speed yang rendah , yang berhubungan dengan emisi pencahayaan dengan spectrum yang lebih sempit
2.      Speed yang rendah , factor intensifikasinya juga rendah
3.      Speed yang rendah menghasilkan resolusi gambar yang lebih tinggi , kecuali pada ultera high speed resolusi gambar yang baik masih dapat dipertahankan
Pada hakekatnya , penggunaan screen meningkatkan nilai penghitaman gambar pada film. Dengan demikian berarti meningkat speed film  , yang juga berarti meningkatkan kontras gambar.
Berbagai material dan tipe pencahayaannya

Material

Emisi cahaya

l maks ( nm )

Keterangan

Ca WO4
BaSrSO4
GdO2S : Tb
LaOBr :Tb
BaPbSO4
Y2O2S :Tb
BaFCl :Eu2+
(ZnCd)S :Ag
CsI :Na

Violet-blue
Violet
Green
Violet-blue
Violet
Blue - Green
Violet – Blue
Blue – Green
Blue – green

430
390
545
350 -500
370
350 -600
390
530
420

Detail, par speed
Regular
Rare-earth
Rare-earth
High speed
Mammografi
High speed
Image Intensifier
Image intensifier


V.            Jenis-Jenis Bahan Lembar Penguat
Tidak semua fosfor berluminisensi menghasilkan warna yang sama. Hal ini penting menyangkut aplikasi dalam radiografi. Ada fosfor yang digunakan dalam bentuk murninya dan ada beberapa fosfor yang membutuhkan pengaktif untuk berluminisensi. Pengaktif meningkatkan kemampuan fluoresensi juga mempengaruhi warna cahaya yang dipancarkan. Syarat utama bahan dasar lembar penguat mempunyai spesifikasi koefisien serap yang tinggi, biasanya bahan dengan nomor atom yang tinggi dan mempunyai after glow yang singkat.
a.      Calsium Tungsten
Calsium tungsten dapat berluminisensi tanpa pengaktif. Memancarkan cahaya ultraviolet bila terkena radiasi gelombang pendek. Maksimum fluoresensi sekitar 420 nm. Namun jenis fosfor ini sudah jarang digunakan lagi karena efisiensi mengubah sinar-X ke cahaya hanya berkisar 5% jika dibandingkan dari fosfor jenis rare earth sekitar 15%.
b.       Barium Fluorochloride
Jika dibandingkan dengan calcium tungsten maka barium fluorochloride mengabsorbsi sinar-X lebih banyak atau dengan kata lain koefisien absorbsinya lebih tinggi, selain itu barium fluorochloride lebih efisien dalam mengkonversikan sinar-X menjadi cahaya. Diaktifkan dengan europium. Sinar yang dihasilkan ultraviolet dan biru dengan panjang gelombang sampai 380 nm.
c.       Rare Earth
Materi fosfor yang secara alamiah jumlahnya sangat terbatas. Rare earth merupakan material fosfor efisiensi yang tinggi dalam menyerap berkas sinar-X menjadi cahaya tampak sehingga banyak dipakai sebagai bahan baku lembar penguat radiografi. Pencahayaannya menghasilkan empat kali lebih besar dari bahan lembar penguat calsium tungsten. Fosfor rare earth dibagi dalam tiga jenis, yaitu :
·         Gadolinium oxysulphide, diaktifkan oleh terbium.
·         Lantanum oxysulphide, diaktifkan oleh terbium.
·         Ytrium oxybromide, diaktifkan oleh telerium.
Lanthanum oxysulphide, lanthanum oxysulphide, dan ytrium soxybromide dengan pengaktif terbium dan telerium akan mengemisikan sinar warna hijau dengan panjang gelombang antara 625-550 nm.

FOSFOR
ACTIVATOR
WARNA CAHAYA
Gadolinium Oxysulphide
Terbium
hijau
Lanthanum Oxysulphide
Terbium
hijau
Yttrium Oxysulphide
Terbium
hijau
Yttrium Tantalate
Niobium
Biru
Lanthanum Oxybromide
Niobium
biru

Contoh fosfor rare earth dengan variasi pancaran cahayanya.

Fosfor jenis rare earth memiliki dua sifat yang penting yakni
1.      penyerapan sinar X yang lebih efisien (QDE lebih efisien)
2.      konversi foton sinar X menjadi foton cahaya lebih efisien.

VI.            QDE ( quantum detection efficiency )
Kemampuan Phospor dalam menyerap energi Sinar-X. Tergantung pada jenis fosfor, ketebalan dan berat/isian fosfor  dan energi foton yg digunakan. Fosfor rare earth memiliki QDE lebih baik dari pada kalsium tungstate. Artinya fosfor rare earth menyerap  sinar x yang lebih baik dari pada kalsium tungstate.
Jenis
Emisi
EC
QDE (60 kV)
QDE (80 kV)
Gadolinium
Blue                     (550 nm)
18 %
51 %
18 %
Lanthanum
Green    (600 nm)
13 %
33 %
17 %
Yitrium
Green  (600 nm)
24 %
12 %
5 %
Ca Tungsate
Blue     (500 nm)
4 %
13  
23  

VII.            Efisiensi Konversi ( Conversion efficiency)
Adalah kemampuan untuk mengkonversi/mengubah energi sinar X menjadi cahaya tampak.  Jika hanya dengan sedikit sinar X dapat terkonversi menjadi cahaya tampak yang terang/kuat maka dikatakan bahwa efisiensi konversi bahan tersebut besar. Fosfor rare earth memiliki efisiensi konversi lebih besar dari pada CaWO4. Yakni 15-20% : 3-5%. Dengan cahaya yang lebih terang, jumlah sinar X yang diperlukan lebih sedikit untuk mendapatkan penghitaman  yang sama.

VIII.      STRUKTUR IS

Struktur Lembar Penguat
Lapisan penguat memiliki struktur yang tersusun atas beberapa lapisan secara berturut – turut sebagai berikut.
a.      Lapisan Supercoat
Lapisan supercoat terbuat dari bahan selulosa asetat yang tipis dan kuat, tebalnya sekitar 5-10 μm. Fungsinya untuk melindungi seluruh permukaan lapisan bahan fluoresensi, serta tahan terhadap goresan.
b.      Lapisan Phosphor Layer
Lapisan ini mengandung kristal bahan fluoresensi yang diikat oleh suatu bahan tebalnya sekitar 100-200 μm. Bahan fluoresensi yang dapat digunakan adalah kalsium tungsten, barium lead sulfat atau rare earth.
c.       Lapisan Substratum
Digunakan untuk menempelkan lapisan fosfor dengan lapisan dasar. Lapisan ini dibuat setipis mungkin untuk menghasilkan perlekatan yang cukup antara kedua lapisan. Tebalnya sekitar 10-20 μm. Ada 2 jenis lapisan substratum yaitu lapisan reflektive dan lapisan absorptive. Lapisan reflektif berfungsi untuk memantulkan kembali cahaya menuju ke film. Sedangkan bila menggunakan lapisan absorptive cahaya akan diserap oleh zat warna pada lapisan ini.
d.      Lapisan Base
Lapisan dasar yang berfungsi sebagai penyokong untuk lapisan lain. Terbuat dari polyester, cardboard dan plastik. Tebalnya sekitar 200-400 μm. Sifatnya tidak mempengaruhi bahan
fluoresensi, tidak berkerut dan tembus sinar-X.

IX.            KARAKTERISTIK IS
a.       Sebuah layar mengintensifkan terdiri dari dasar poliester atau selulosa triasetat mirip dengan Film radiografi
b.      dasar ini harus radioparent
c.       dan kimia inert.
d.      Ini harus menggabungkan karakteristik ketangguhan dan fleksibilitas
e.       tidak harus meringkuk
f.       tidak menghitamkan dengan usia.
g.      dasar ini pertama dilapisi dengan lapisan reflektif titanium dioksida untuk bangkit cahaya kembali ke film. Perbedaan sinar cahaya menyebabkan unsharpness dari gambar. Dengan bumi fosfor seragam homogen lapisan-standar atau jarang
h.       ini ditutupi dengan supercoat transparan tipis yang terdiri dari gelatin. Itu Tujuan yang kedua adalah pelindung, dan sangat tipis dan perawatan selalu diperlukan dalam menangani layar mengintensifkan untuk menghindari segala bentuk abrasi
i.        Fleksibilitas dari bahan yang penting untuk memungkinkan layar untuk membungkuk tanpa retak - layar mengintensifkan jenis ini digunakan dalam kaset panorama. Setiap kristal pada layar memancarkan cahaya kebiruan untuk layar biasa (atau lampu hijau untuk langka-earthscreens).

Kecerahan berhubungan langsung dengan intensitas sinar-X dalam sebagian kecil dari gambar. Dengan demikian, seluruh permukaan layar, perbedaan intensitas sinar-X yang berubah menjadi perbedaan cahaya kebiruan (lampu hijau) kecerahan yang film ini sangat sensitif. Seluruh gambar yang demikian intensif untuk merekam dengan film. Semakin besar Kristal dan tebal lapisan fluorescent pada layar, cahaya lebih banyak dihasilkan dan semakin besar intensifikasi. Namun, cahaya menyebar lebih luas dan ketajaman detail gambar menurun sesuai. Manufaktur telah berusaha untuk meningkatkan kualitas gambar tanpa berkorban kecepatan film dengan menggunakan kristal fosfor dari berbagai bentuk. Contoh dari hal ini adalah T-Mat film yang kita gunakan untuk radiografi panoramik dan ekstraoral.

X.            FAKTOR INTENSIFIKASI
Faktor intensifikasi adalah perbandingan antara eksposi yang dibutuhkan untuk menghasilkan densitas tertentu pada film tanpa menggunakan lembar penguat dengan eksposi yang dibutuhkan pada film yang menggunakan lembar penguat untuk menghasilkan densitas yang sama. Secara matematis dituliskan sebagai berikut :
IF =   Eksposi tanpa IS : Eksposi dengan IS         
Radiografi memerlukan lembar penguat, yang berfungsi sebagai lembar penguat gambar melalui proses pencahayaan akibat penyinaran. Bila memakai lembar penguat dapat menghemat nilai penyinaran disamping menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik. Proses yang demikian disebut intensifikasi gambar. Dengan demikian apabila menggunakan lembar penguat memerlukan faktor intensifikasi, yaitu nilai perbandingan antara penyinaran tanpa menggunakan lembar penguat dengan penyinaran dengan menggunakan lembar penguat. Lembar penguat dengan ukuran kristal fosfor yang besar banyak menyerap radiasi bila dibandingkan dengan kristal ukuraan kecil, sehingga faktor intensifikasi dari lembar penguat dengan ukuran kristal besar adalah tinggi tetapi kualitas gambarnya kurang baik. Jumlah kristal fosfor bilamana banyak dalam perunit volume maka faktor intensifikasinya tinggi. Kualitas radiasi bila menggunakan kV tinggi maka faktor intensifikasinya juga akan naik.

XI.            MOTTLE
Mottle adalah adalah perbedaan densitas yang tidak beraturan pada gambaran Rontgen.Mottle dapat timbul karena :
·         Ketidak sama-rataan lapisan screen , sehingga radiograf tidak mendapatkan intensitas yang sama. Ini disebut dengan screen mottle
·         Pemancaran sinar-x adalah proses yang random, seingga walaupun dalam berkas uniform, jumlah rata-rata foton sinar-x yang sampai kesetiap bagian tabir tidak sama / tidak meratanya intensitas sinar-x sampai ke Intensifyaing screen. Ini disebut Quantum Mottle.

XII.            FUNGSI DAN CARA PERAWATAN IS
a.       Fungsi menggunakan IS
ü  Emulsi film lebih peka terhadap foton cahaya tampak (cahaya tampak lebih efisien dalam menghitamkan emulsi film)
ü  Dengan IS intensitas sinar-X yg diperlukan untuk menghasilkan densitas tertentu lebih lebih sedikit dibanding tanpa IS
ü  Memperkecil dosis radiasi yang harus diterima pasien
b.      Cara perawatan IS
Bersihkan Tangan
Ø  Sebelum memegang screen, terlebih dulu cuci tangan dengan air dan sabun, dan bilas hingga bersih , lalu keringkan
Ø  Lapisan pospor pada screen sangat rentan terhadap zat-zat kimia yang terdapat pada disinfectant dan lotion pembersih tangan.
Ø  Membilas tangan dengan air akan meminimalisasi kerusakan permanent pada screen.
Memegang Screen
Ø  hindari kontak langsung tangan dengan lapisan pospor pada screen.
Ø  Pada plate screen (rigid), pegang bar alumunium –yang ada penguncinya- saat membersihkan screen. ( Untuk CR 850, CR 975, classic dan elite)
Ø  Sedang untuk flexible screen, hindari kontak dengan menopangkan tangan pada sisi belakang warna hitam saat mengeluarkan dan memasukkan screen pada kaset. (Untuk PoC 140, 160 ,240 dan CR 500)
Membersihkan screen.
Ø  letakkan screen pada tempat yang kering dan bebas dari zat-zat disinfektan .
Ø  untuk membersihkan debu, gunakan kain yang tidak berserat dan kering (biasanya kain flannel pengelap kacamata).
Ø  Pada noda yang membandel, berikan cairan pembersih khusus.
Cairan pembersih screen yang dianjurkan :
·         KODAK Intensifying Screen cleaner and antistatic solution
·         KODAK MIN-R Screen Cleaner
·         KODAK MIN-R Screen Cleaner Wipes.
-          Ikuti instruksi yang ada pada masing-masing pembersih.
-          Hindari memakai cleaner secara berlebihan saat membersihkan screen.
-          Mengelap permukaan screen yang terdapat sisa cleaner hingga bersih dengan kain flannel, dan biarkan mengering oleh udara.
Mendisinfektan Screen.
Ø  Lap dengan 10% larutan pemutih (5.25% sodium hypochlorite diencerkan air dengan perbandingan 1:10).
Ø  Hapus sisa larutan dengan lap flannel.
Ø  Keringkan pada udara terbuka, atau lap dengan kain flannel yang lembut.
HINDARI
Ø  Jangan membersihkan screen dengan isopropanol, alcohol atau disinfektan yang mengandung alcohol.
Ø  Jangan mendisinfektan screen dengan hydrogen peroxide, atau cleaner yang mengandung peroxide.
Ø  Jangan memegang screen sehabis menggunakan pembersih tangan yang berbahan dasar alcohol .
Ø  Jangan membersihkan screen dengan pembersih kaca atau disinfektan rumah sakit.

XIII.            SYARAT IS
1.      QDE besar
2.      Efisiensi konversi besar
3.      Cahaya yang dipancarkan sesuai dengan film
4.      Tidak ada after glow
5.      Kristal bisa dibentuk seragam dan dapat dilapiskan secara merata